Jumat, 22 Ags 2025
Nasional

Ketua DPRD Hadiri Pagelaran Wayang Kulit Banjaran Kokrosono di UMB: Lestarikan Budaya, Perkuat Silaturahmi

Lentera publik.com Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bengkulu Utara, Parmin, S.IP, turut menghadiri pagelaran wayang kulit spektakuler dengan lakon Banjaran Kokrosono yang digelar di Universitas Muhammadiyah Bengkulu (UMB), Sabtu malam (20/7/2025). Acara ini menjadi salah satu momen penting dalam upaya pelestarian budaya nusantara sekaligus mempererat hubungan antara pemerintah dan masyarakat.

Pagelaran yang berlangsung meriah ini menampilkan kolaborasi apik tiga dalang ternama Tanah Air, yakni Prof. Dr. M. KPH. Yanto S.K., M.H., Ki Dalang Sri Kuncoro, dan Ki Dalang Subiyanto. Tidak hanya itu, panggung juga semakin semarak dengan kehadiran sinden internasional Bule Agnes Serfozo, sinden Eka Kebumen, serta pelawak legendaris Marwoto, yang sukses menghibur para penonton dari berbagai kalangan.

Sejumlah tokoh penting pun tampak hadir memberikan dukungan langsung dalam acara tersebut. Di antaranya Kapolda Bengkulu, Gubernur Bengkulu, Wakil Menteri Pariwisata, Wakil Bupati Bengkulu Utara H. Sumarno, Kapolres Bengkulu Utara, serta Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Bengkulu Utara. Kehadiran mereka menjadi simbol kuatnya komitmen pemerintah terhadap pelestarian kesenian tradisional yang sarat dengan nilai-nilai luhur dan filosofi kehidupan.

Dalam kesempatan itu, Ketua DPRD Bengkulu Utara, Parmin, S.IP menyampaikan apresiasinya terhadap terselenggaranya kegiatan budaya tersebut. Ia menegaskan pentingnya menjaga dan mengenalkan kembali warisan budaya kepada generasi muda di tengah tantangan zaman modern.

“Wayang kulit bukan sekadar tontonan, tapi juga tuntunan. Lakon-lakon seperti Banjaran Kokrosono ini menyimpan banyak pesan moral, tentang keberanian, pengorbanan, hingga kebenaran. Pagelaran seperti ini menjadi ruang silaturahmi sekaligus edukasi budaya bagi masyarakat,” ujar Parmin.

Parmin juga menekankan bahwa DPRD Bengkulu Utara akan terus memberikan dukungan terhadap kegiatan-kegiatan budaya yang mengakar pada identitas lokal dan memperkuat kerukunan masyarakat.

“Kami berkomitmen untuk terus mendorong pelestarian budaya daerah sebagai pondasi dalam membangun karakter generasi muda. Di tengah arus globalisasi, budaya lokal tidak boleh tenggelam, justru harus menjadi kekuatan kita bersama,” tambahnya.

Pagelaran ini bukan hanya menjadi hiburan rakyat, melainkan juga wujud konkret dari upaya membumikan kembali budaya adiluhung kepada publik, khususnya kalangan muda. Melalui sinergi antara tokoh budaya, pemerintah, dan akademisi, diharapkan tradisi luhur seperti wayang kulit tetap hidup dan relevan di hati masyarakat Bengkulu dan Indonesia pada umumnya.(ADV)



Baca Juga